Oleh : Moh. Habibullah & Mizan Syahroni
Tema : relasi islam dan ilmu pengetahuan
Topik : pandangan para ulama klasik terhadap sains
Opini
: sebagian besar ulama terdahulu sangat menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan dan ada beberapa dari mereka yang hanya bersikap zuhud
(mengutamakan cinta akhirat dan tidak terlalu mementingkan urusan dunia)
mereka beralasan bahwa hidup di dunia hanya bersifat sementara. Relasi
yang terjadi antara ulama dan ilmu pengetahuan berkaitan erat dengan
agama itu sendiri karena didalam agama islam terdapat suruhan untuk
menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.
Alasan :
A. Bukti-bukti
1. Banyak
dari ulama muslim klasik yang menjadi pelopor atau pencetus ilmu
tertentu serta membuat riset / buku mengenai kajian ilmu tertentu.
2. Terdapat masa keemasan dimana ilmu pengetahuan sangat dihargai.
B. Pertanyaan
1. Apa yang melatar belakangi sebagian ulama terdahulu dalam mengembangkan ilmu pengetahuan?
2. Apa yang menjadi penyebab menurunnya kepedulian ulama terhadap ilmu pengetahuan umum?
PEMBAHASAN
Bagaimana pemikiran ulama terdahulu terhadap ilmu pengetahuan?
Ulama
(salaf) terdahulu berpendapat atau berpandangan bahwasanya mempelajari
ilmu umum atau ilmu sains hukumnya fardhu kifayah, sedangkan mempelajari
ilmu agama hukumnya fardhu ‘ain.
Pembagian ilmu antara fardhu
‘ain dan fardhu kifayah tidak perlu dipahami secara dokotomis atau
saling betentangan, karena ini hanyalah pembagian hirarki ilmu
pengetahuan berdasarkan kepada tingkat taklif kebutuhan, prioritas, dan
kebenarannya. Pada praktiknya ia mesti dilihat dalam satu kesatuan yang
pada akhirnya harus saling melengkapi, karena efek dari membedakan
antara fardhu ‘ain dan fardhu kifayah yang saling bertentangan adalah
berkembangnya pemikiran yang menghadapkan secara diametral antara akal
dan wahyu. Padahal dalam sistem epistemologi islam sudah jelas bahwa
wahyu adalah sumber pengetahuan dan akal adalah alat untuk memahami
wahyu.
Ulama-ulama terdahulu tidak pernah membedakan antara ilmu
agama dan ilmu umum mereka menganggap semua itu penting, sebab dalam
menuntut ilmu, ilmu agama sangatlah perlu karena ia merupakan kebutuhan
dasar atau sebagai pondasi dalam mencari atau menuntut ilmu-ilmu
lainnya. Bukti bahwa ulama terdahulu itu tidak mengenyampingkan disiplin
ilmu tertentu ialah dari otoritas keilmuannya. Contohnya ibnu rusydi,
beliau merupakan ahli filsafat, ahli fiqih, sekaligus seorang pakar
kedokteran, ia bisa dikatakan seorang ulama dan ilmuan. Ibnu khaldun,
beliau merupakan sosiolog islam ternama sekaligus seorang ahli fiqih.
Ibnu nafis, beliau seorang ahli mata dan juga ahli fiqih. Jadi bisa
disimpulkan bahwasanya ulama terdahulu hampir tidak mengenal istilah
dikotomi ilmu, tidak ada ilmu yang berdiri sendiri, semuanya saling
terkait dan saling melengkapi.
Tidak sedikit Al-Qur’an dan hadits
nabi yang menganjurkan dan mendorong manusia untuk menggunakan akalnya
dan banyak berpikir guna mengembangkan intelektualnya. Dengan penggunaan
akal itulah manusia dapat mengasah intelek untuk kemudian menimbulkan
sikap kecendikiawanan dan kearifan baik terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan, maupun terhadap tuhan. Banyak kata dalam
Al-Qur’an yang mengandung arti berpikir selain dari kata akal, yang bisa
kita artikan bahwasanya ALLAH SWT menyeru kita untuk berpikir,
meningkatkan keintelektualan pada diri kita. Dalam Al-Qur’an juga
disebutkan bahwasanya ALLAH SWT akan mengangkat derajat orang yang
beriman dan berilmu beberapa derajat.
Al-Ghazali ialah ilmuan
sekaligus ulama yang menulis kitab IHYA ULUMUDDIN (kebangkitan ilmu
agama), dari judulnya saja kita bisa melihat dan menyimpulkan bahwasanya
sebelum kitab ini ditulis sempat terjadi kesenjangan antara ulama yang
mempelajari ilmu sains dengan ulama yang mempelajari ilmu agama atau
pada masa itu banyak ulama klasik yang mempelajari ilmu sains dan ilmi
agama sempat terlupakan sehingga beliau menulis kitab tersebut, yang
menyebabkan atau mempengaruhi pola berpikir umat. Dan berkembanglah ilmu
agama islam, sejalan dengan itu ilmu-ilmu non agama mengalami
kemunduran. Hasan Abd Al-A’la berpendapat bahwasanya pemikiran itu
keliru.
Adapun pendapat, manusia yang hanya faham
mengenai ilmu eksakta atau alam tapi kurang dalam hal ilmu agama bukan
termasuk kedalam kategori ulama. Mereka hanyalah seorang ilmuwan atau
cendikiawan dari golongan moderat (muqtasidah) yang selalu mengambil
jalan aman. Mereka takut mengambil resiko dalam mengakui diri sebagai
seorang muslim yang kaffah.
PENDAPAT DISERTAI KESIMPULAN
Awal
masa islam penyebarannya sangat mudah untuk diterima oleh banyak kaum
,mengapa demkian ,hal itu sebab islam yang datang di masa itu ialah
islam yang belum dicampur adukan oleh pemikiran pemikiran manusia yang
hanya menggunakan akal rasional nya saja beserta nafsu. Yang manjadikan
islam terbagi beberapa golongan. Sebenarnya untuk menjadi seorang islam
yang kaffah ialah harus berpegang dengan teks ajaran agama yaitu qur’an,
islam tidak melarang kita untuk berbeda beda pendapat namun harus
dibatasi dengan al-qur’an itu sendiri, karena ilmu pengetahuan yang
hakiki ialah yang tidak bertolak belakang dengan al-quran , menurut
ilmuan terkenal dan pemenang hadiah nobel albert ensten , beliau berkata
: sains tanpa agama itu cacat dan agama tanpa sains itu buta, jadi jika
kamu ingin mempelajari ilmu konvensional jadikan lah ilmu tersebut
sebagai jalan untuk mendekatkan kamu dengan sang maha pencipta.
Orang
semakin cerdas semakin dekat dengan agama, karna semakin dia mengetahui
sejumlah pengetahuan, mereka akan berfikir tentang keajaiban penciptaan
tuhan terhadap ciptaannya contohnya saja antena pada udang di laut
masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda kalau difikir fikir fungsi
tersebut tidak terbentuk dengan sendirinya pasti ada yang mengatur hal
tersebut ,contoh lain ialah hembusan angin , bumi yang berputar pada
porosnya dan lain-lain pasti ada yang mengatur.
Hanya Coretan Belaka
Sabtu, 24 Agustus 2019
IoT is Life Bersama Groovy Internet
IoT is Life Bersama Groovy Internet
Memasuki
industri 4.0 masyarakat tidak bisa memungkiri jika semuanya akan
terjadi bersama hadirnya teknologi yang mampu memudahkan segala macam
pekerjaan yang dilakukan. Seakan semua bersangkutan dengan teknologi.
Apa yang dibutuhkan seakan sudah disediakan oleh pengembang teknologi
demi kenyamanan setiap pengguna. Dengan hadirnya indutri 4.0 maka kata
IoT atau Internet of Think memang
membuat siapa saja akan terlena dengan segala pencapaian yang
dihadirkan, bisa dikatakan mempercepat pekerjaan atau bahkan menjaga
kemanan di lingkungan. Seperti halnya yang dilakukan oleh perusahaan
internet yang bernama “Groovy Internet” yang menyediakan berbagai macam
keperluan masayarakat yang akan memudahkan pekerjaan setiap hari.
Seperti dilansir di situs resminya https://groovy.id/, ia adalah sebuah perusahan yang berpengalaman sejak tahun 1996 yang memberikan jasa internet terhadap bisnis ,dan sekarang perusahaan ini hadir untuk memberikan layanan tv kabel dan internet rumah unlimited. Dengan
mencakup area layanan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan
tentunya daerah Bandung. Dan mungkin saja bagai kalian yang berada di
luar daerah yang telah disebutkan, untuk kedepannya bisa dilakukan oleh
perusahan ini untuk mencakup layanan di seluruh Indonesia. Tapi untuk
saat ini hanya ada 6 daerah yang menjadi cakupan untuk melayani
kebutuhan keseharian.
Banyak hal yang ditawarkan oleh perusahaan Groovy Internet ini kepada masayarakat, karena perusahaan ini sebagai Provider
Internet, sebagai penyedia layanan internet kepada masyarakat, mulai
dari Internet di Rumah yang memiliki spesifikasi yang berbeda-beda yang
akan dikupas di bawah tulisan ini, seperti halnya layanan TV Kabel,
maka dari jaman TV biasa karena mengikuti jaman yang semakin maju, maka
perusahaan ini menghadirkan fitur TV kabel dengan berbagai manfaat
tentunya, salah satu manfaat dari TV kabel sendiri adalah, pengguna akan
mempunyai pilihan channel yang
banyak. Jadi buat kalian yang ingin melihat berbagai sisi di belahan
dunia, maka TV kabel menghadirkan hal tersebut, tidak hanya hiburan,
tapi juga berita yang akan mempeluas pengetahuan.
Tidak hanya TV kabel, Groovy Internet juga menyediakan Paket Internet,
di paket internet ini sendiri, perusahaan ini menawarkan berbagai macam
pilihan paket internet sesuai kebutuhan pemakaian pengguna, karena
sudah dispesifikasi, sudah diatur sedemikian oleh perusahaan ini untuk
memudahkan pengguna. Ini adalah beberapa daftar paket internet yang
ditawarkan oleh Groovy Internet seperti yang tertulis di website
resminya https://groovy.id/
Yang pertama yakni, Unlimited Speed
1. Level 4 Extreme Rp 549,000/mo
2. Level 3 Gamer Rp 449,000/mo
3. Level 2 Family Rp 349,000/mo
4. Level 1 Personal Rp249,000/mo
Dari
berbagai paket internet yang ditawarkan tentunya memilik keunggulan
masing-masing sesuai dengan level yang telah ditulis dalam laman resmi
Groovy Internet.
Yang kedua Unlimited data
Pada
unlimited data, kalian para pengguna akan ditawarkan oleh perusahaan
Groovy dengan berbagai macam kriteria sama seperti pada unlimited speed
sampai 4 level, seperti apa yang ditulis sebelumnya, yang membedakan
hanya pemakain yang ditawarkan, seperti contoh pada level personal di
unlimited speed, daily usage yang dimiliki adalah 5GB Daily Usage, sedangkan personal usage di unlimited data daily usage-nya adalah 10 Mbps Speed Usage.
Dan yang ketiga, yakni yang terakhir adalah internet + free TV
Dari dua jenis di atas, jenis yang ketiga ini memiliki perbedaan, tapi masih mempunyai empat macam level
1. Level 1 personal Rp349,000/mo dengan 15 Mbps Speed Usage
2. Level 2 family Rp449,000/modengan 30 Mbps Speed Usage
3. Level 3 gamer Rp549,000/mo dengan 50 Mbps Speed Usage
4. Level 4 extreme Rp649,000/mo dengan 100 Mbps Speed Usage
Dengan
berbagai macam layanan yang diberikan yang mencakaup internet di jaman
sekarang tentunya memudahkan pengguna baik menyelesaikan pekerjaan yang
berhubungan dengan internet, atau pun alat-alat yang terhubung dengan
internet. Karena memang kemajuan teknologi menjadi kehidupan baru di
jaman sekarang. Dan perusahaan yang seperti Groovy Internet mampu
memberikan kenyamanan, kebutuhan bagi masyarakat pada umumnya .
SEMUA BERHAK MENCOBA (SWOT)
Mengenai
Analisis SWOT, coba deh nulis hal itu. setelah itu, resapi apa yang
setelah kalian tulis. Bukan kebetulan aku menulis analisis SWOT, ini
karena sebuah keharusan dari organisasi yang notabennya aku nggak tau
sebelumnya, hal itu aku diberi tahu temen, namanya Risma. Kalo aku
sendiri sih manggilnya MamaRis, dibalik gitu. wkwkwk... oke, nama
organisasinya gila bener, sumpah aku juga ga nyangka, Senat Mahasiswa.
bahkan devisinya pun pas ngisi online dipilihin sama tuh anak. Setelah
itu, aku mikir, ah... semua orang berhak mencoba hal baru. Ndilalahnya,
pas wawancara hari kedua, bagaimanapun caranya aku harus mempertahankan
apa yang dipilih pada pilihan pertama, Advokasi. Tahu aja nggak. pas
nanya si MamaRis, dia cuma bilang apa coba? "Itu tuh sama kayak Mbagnya"
Jawaban apa tuh? pas wawancara nih ditanya, kenapa pilih itu? karena
tekad sudah bulat, sebelumnya aku nanya yang lebih tahulah... apa sih
gunanya itu? Satu yang ada dipikiranku waktu itu, ingin keluar dari zona
nyaman. udah cuma itu doang. Ditanya juga, misal kalo masuknya bukan di
devisi itu mau nggak? Ya, aku mah nggak mau bohong, nggak usah
pencitraan lah.. kalo ada kata wawancara itu namabah dosa, bisa juga.
Isinya kadang pencitraan mulu. Langusung to the point aku bilang "Nggak
Mau" lah berarti kamu nggak mau belajar? mampus, ditanya kayak gitu,
duduk di depan, dikelilingi sama kakak-kakak, kayak sidang skripsi.
Wawancara pertama sih udah pengen kabur nggak jadi ikut. Tapi lihat lagi
analisis SWOT yang telah aku buat. Mencoba, berkarya. Jadinya masih
lanjut.
Pas keluar dari ruangan ditanya tuh sama teman yang juga daftar, pas absen pertama buat dateng pun pas hari kedua, bukan aku yang ngisi. Si MamaRis, dan yang ditulis pertama namaku. Sumpah tuh anak dibilang gila, gila bener. aku dijadikan makanan. Ya, mau nggak maulah... mungkin sudah takdir, wkwkwk... Ditanya sama teman, kamu tadi ditanya gimana? ya aku jawab, kayak yang aku ceritain di atas, dia bilang apa coba? "Sumpah berani bener, nggak pencitraan sama sekali." aku mah jawab, bodoh amat, kalo udah yakin mah ya udah, nggak mau ya nggak mau. wkwk... ndilalahnya, eh... sehari setelah itu ada pengumuman buat yang diterima, eh aku diterima. Sumpah nggak nyangka, semua punya kesempatan untuk mencoba, bahkan ketika wawancara pun aku jawab kenapa masuk senat? aku jawab keluar dari zona nyaman. Pas kumpul untuk pertama kalinya, kakak yang aku masuk di devisinya tanya, gimana masuk advokasi? wkwk, cuma jawab keren. Jawaban apa tuh, eh setelahnya kakaknya bilang, kita mertahanin kamu loh. wkwk... gara-gara pas diwawancara jawab nggak mau ditaruh di devisi lain kali ya. Padahal devisi kedua aku pilih di bendahara, soalnya dulu pas dipondok jadi bendahara, ditanya juga kenapa milih bendahara? kesulitan apa yang ditemui, paling ngitung debit kredit kalo angkanya salah pencet di kalkulator. Eh, ternyata jadi bendahara dulu lumayan lah ada pengalaman. walaupun awalnya nggak mau, tapi dipaksa sama ustadzah. Lumayan buat ngisi CV. wkwk...
Okey, mari membahasa SWOT-nya. Mungkin tidak semua yang akan aku bahas, hanya WOT. Yang S sudah biasa kan ya? Dan mungkin SWOT kita nanti, jika kalian buat juga akan sama dengan apa yang aku buat, mulai dari W (WEAKNESS/KELEMAHAN) Disudutkan pada dua pilihan, pada hal ini saya yakin kalian juga pasti nggak suka ketika disudutkan pada dua pilihan, tapi pada saat itu, kita disuruh untuk bergerak cepat memilih mana dari yang terbaik diantara keduanya. Pasti ada resikonya masing-masing, kita dituntut untuk memilih keuntungan yang lebih besar dari kedua pilihan itu. Mungkin itu sih gunanya otak kita, biar nggak berkarat. :V Yang kedua Rasa kepedulian hilang, bisa bayangin nggak, jika kepekaan kita pada orang lain hilang, kepekaan pada lingkungan hilang, apa yang terjadi? entah mungkin kita hidup individualis. Kita hanya mikirin diri kita sendiri, yang penting hidup kita enak, kita bodoh amat sama sekeliling kita. Yang ketiga, Iman Lemah, ini ancaman banget menurutku, jika iman kita lemah entah apa yang terajdi, hidup kita serasa tak ada makna, terombang-ambing, biasanya sih hal yang terjadi adalah pikiran bingung. Pada saat itu kita tahu, kita kurang mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Kita terlalu sibuk dengan dunia kita sampai lupa jika semua itu juga karena kehendak-Nya. Mungkin kita lupa bersyukur, hal apapun pasti serasa nggak ada lurusnya, dan bersyukurlah kita, ketika disadarkan oleh-Nya, dan lebih bersyukur lagi, kita nggak sempet tuh yang namanya melakukan hal yang tak semestinya. Iman Lemah itu tak bisa kita toleran lagi, bagaimanapun caranya, kita setiap hari harus memberi diri kita asupan mengenai agama.
Yang kedua mengenai O (OPPORTUNITY/KESEMPATAN) Nah di O ini, kita sepertinya akan lebih klop lagi, mari kita bahas satu-satu. Pertama beribadah, Semua orang punya kesempatan untuk beribadah, sholat diawal waktu, melakukan sholat sunnah, puasa sunnah, semua orang mempunyai kesempatan itu. Tapi semua orang juga berbeda penyikapannya. Ada yang sholat wajibnya tepat waktu, tengah, bahkan akhir. Tapi ada juga yang tepat waktu dengan kesibukannya dan bahkan bisa melakukan kesunnah-an lainnya, yang membedakan hanya keinginan untuk mendapatkan kesempatan itu. Selanjutnya, Berkarya. Semua orang berhak berkarya, siapapun itu, sering-seringlah untuk Stalking orang, curi ilmunya. Cari orang-orang yang hebat, pasti pada waktu itu kalian akan merasakan iri pada prestasinya, kalian pasti juga ingin menjadi seperti ia, ia juga sama seperti kita, yang membedakan lagi-lagi hanya keinginan. Selanjutnya, Lulus lebih cepat, untuk mahasiswa ini mungkin hanya sebagian orang, tidak semuanya. Tapi itu adalah kesempatan yang hanya orang-orang tertentu saja yang punya keinginan, semua berhak untuk elulus lebih cepat. Lagi-lagi yang membedakan hanya pada keinginan yang kuat. Selanjutnya, Berbakti, nah ini, berbakti kepada orang tua. Kalian semua juga berhak mempunyai kesempatan untuk berbakti kepada orang tua, dengan cara apapun itu, hanya untuk menjadi anak sholeh-sholehah pun itu sudah bisa dikatakan berbakti. lagi-lagi aku dapat ini juga dari hobi stalkingku. Yang terakhir di O ini adalah Mencoba, seperti yang telah saya katakan di awal tadi, kita semua berhal mencoba hal baru, tergantung kitanya, apa kita mau mengambil dan langsung mengeksekusinya atau hanya mendiamkan saja. Apa kita hanya menginginkan stuck di situ saja, jika kuliah, maka ilmu yang didapat hanya itu-itu saja. Maunya sih aku bisa ini-itu. Kemaren ada yang nanya, Eh, Ri. gimana sih caranya agar punyai keingintahuan yang tinggi? Jawabku mah simple, suka-suka stalking, udah. Kenapa? Karena ketika stalking maka rasa keingintahuan akan jauh lebih mendalam. Hal yang awalnya tidak tahu, walaupun rasanya greget itu pasti akan berjalan sesuai dengan keinginan kita untuk mengetahuinya.
Yang terakhir kita akan bahas yang namanya T (TREATH/ANCAMAN) Ini juga pasti sama, eh kok sama-semua ya? wkwk... ini sudah pasti kalian juga akan terbayang dengn hal ini. Pertama, Lulus lama. Bisa bayangkan jika kita kuliah nggak lulus-lulus? Emang apa yang terjadi? Salahnya ini dimana, kita kok nggak lulus-lulus? Itu sebagai ancaman buat kita. Dan pada saat menulis, pasti kita akan merasakan hal yang mungkin jika ditulis akan berbunyi seperti ini "AKU NGGAK MAU LAH LULUS LAMA" Dan pada saat itu, kita kan berpikir keras bagaimana kita tidak mengalami hal itu. Kalo kata Mr, Cristian Adrianto sih "MASUK AKAL, OK? SIP? JOS?" Masuk akal kan? Selanjutnya, Sampah Masyarakat, Tidak bermanfaat dan Mengecewakan. Tiga hal ini saling berkesinambungan, Adanya kita di lingkungan sama saja tidak ada, kita hanya menjadi sampah, tidak ada hal lain yang bisa kita kontribusikan kepada mereka yang telah menantikan sebuah perubahan. Hidup kita tidak bermanfaat, padahal jika saya bilang, bukankah hidup itu bermanfaat bagi orang lain? Dan Mengecewakan, kita berada di situ, tapi kita tak bisa berbuat apa-apa, sudah mengecewakan diri sendiri, mengecewakan orang lain lagi. Bagaimana rasanya? Pasti nggak enak kan?
BTW, ITU BUKAN SENAT TINGKAT UNIVERSITAS, TAPI TINGKAT FAKULTAS.
Pas keluar dari ruangan ditanya tuh sama teman yang juga daftar, pas absen pertama buat dateng pun pas hari kedua, bukan aku yang ngisi. Si MamaRis, dan yang ditulis pertama namaku. Sumpah tuh anak dibilang gila, gila bener. aku dijadikan makanan. Ya, mau nggak maulah... mungkin sudah takdir, wkwkwk... Ditanya sama teman, kamu tadi ditanya gimana? ya aku jawab, kayak yang aku ceritain di atas, dia bilang apa coba? "Sumpah berani bener, nggak pencitraan sama sekali." aku mah jawab, bodoh amat, kalo udah yakin mah ya udah, nggak mau ya nggak mau. wkwk... ndilalahnya, eh... sehari setelah itu ada pengumuman buat yang diterima, eh aku diterima. Sumpah nggak nyangka, semua punya kesempatan untuk mencoba, bahkan ketika wawancara pun aku jawab kenapa masuk senat? aku jawab keluar dari zona nyaman. Pas kumpul untuk pertama kalinya, kakak yang aku masuk di devisinya tanya, gimana masuk advokasi? wkwk, cuma jawab keren. Jawaban apa tuh, eh setelahnya kakaknya bilang, kita mertahanin kamu loh. wkwk... gara-gara pas diwawancara jawab nggak mau ditaruh di devisi lain kali ya. Padahal devisi kedua aku pilih di bendahara, soalnya dulu pas dipondok jadi bendahara, ditanya juga kenapa milih bendahara? kesulitan apa yang ditemui, paling ngitung debit kredit kalo angkanya salah pencet di kalkulator. Eh, ternyata jadi bendahara dulu lumayan lah ada pengalaman. walaupun awalnya nggak mau, tapi dipaksa sama ustadzah. Lumayan buat ngisi CV. wkwk...
Okey, mari membahasa SWOT-nya. Mungkin tidak semua yang akan aku bahas, hanya WOT. Yang S sudah biasa kan ya? Dan mungkin SWOT kita nanti, jika kalian buat juga akan sama dengan apa yang aku buat, mulai dari W (WEAKNESS/KELEMAHAN) Disudutkan pada dua pilihan, pada hal ini saya yakin kalian juga pasti nggak suka ketika disudutkan pada dua pilihan, tapi pada saat itu, kita disuruh untuk bergerak cepat memilih mana dari yang terbaik diantara keduanya. Pasti ada resikonya masing-masing, kita dituntut untuk memilih keuntungan yang lebih besar dari kedua pilihan itu. Mungkin itu sih gunanya otak kita, biar nggak berkarat. :V Yang kedua Rasa kepedulian hilang, bisa bayangin nggak, jika kepekaan kita pada orang lain hilang, kepekaan pada lingkungan hilang, apa yang terjadi? entah mungkin kita hidup individualis. Kita hanya mikirin diri kita sendiri, yang penting hidup kita enak, kita bodoh amat sama sekeliling kita. Yang ketiga, Iman Lemah, ini ancaman banget menurutku, jika iman kita lemah entah apa yang terajdi, hidup kita serasa tak ada makna, terombang-ambing, biasanya sih hal yang terjadi adalah pikiran bingung. Pada saat itu kita tahu, kita kurang mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Kita terlalu sibuk dengan dunia kita sampai lupa jika semua itu juga karena kehendak-Nya. Mungkin kita lupa bersyukur, hal apapun pasti serasa nggak ada lurusnya, dan bersyukurlah kita, ketika disadarkan oleh-Nya, dan lebih bersyukur lagi, kita nggak sempet tuh yang namanya melakukan hal yang tak semestinya. Iman Lemah itu tak bisa kita toleran lagi, bagaimanapun caranya, kita setiap hari harus memberi diri kita asupan mengenai agama.
Yang kedua mengenai O (OPPORTUNITY/KESEMPATAN) Nah di O ini, kita sepertinya akan lebih klop lagi, mari kita bahas satu-satu. Pertama beribadah, Semua orang punya kesempatan untuk beribadah, sholat diawal waktu, melakukan sholat sunnah, puasa sunnah, semua orang mempunyai kesempatan itu. Tapi semua orang juga berbeda penyikapannya. Ada yang sholat wajibnya tepat waktu, tengah, bahkan akhir. Tapi ada juga yang tepat waktu dengan kesibukannya dan bahkan bisa melakukan kesunnah-an lainnya, yang membedakan hanya keinginan untuk mendapatkan kesempatan itu. Selanjutnya, Berkarya. Semua orang berhak berkarya, siapapun itu, sering-seringlah untuk Stalking orang, curi ilmunya. Cari orang-orang yang hebat, pasti pada waktu itu kalian akan merasakan iri pada prestasinya, kalian pasti juga ingin menjadi seperti ia, ia juga sama seperti kita, yang membedakan lagi-lagi hanya keinginan. Selanjutnya, Lulus lebih cepat, untuk mahasiswa ini mungkin hanya sebagian orang, tidak semuanya. Tapi itu adalah kesempatan yang hanya orang-orang tertentu saja yang punya keinginan, semua berhak untuk elulus lebih cepat. Lagi-lagi yang membedakan hanya pada keinginan yang kuat. Selanjutnya, Berbakti, nah ini, berbakti kepada orang tua. Kalian semua juga berhak mempunyai kesempatan untuk berbakti kepada orang tua, dengan cara apapun itu, hanya untuk menjadi anak sholeh-sholehah pun itu sudah bisa dikatakan berbakti. lagi-lagi aku dapat ini juga dari hobi stalkingku. Yang terakhir di O ini adalah Mencoba, seperti yang telah saya katakan di awal tadi, kita semua berhal mencoba hal baru, tergantung kitanya, apa kita mau mengambil dan langsung mengeksekusinya atau hanya mendiamkan saja. Apa kita hanya menginginkan stuck di situ saja, jika kuliah, maka ilmu yang didapat hanya itu-itu saja. Maunya sih aku bisa ini-itu. Kemaren ada yang nanya, Eh, Ri. gimana sih caranya agar punyai keingintahuan yang tinggi? Jawabku mah simple, suka-suka stalking, udah. Kenapa? Karena ketika stalking maka rasa keingintahuan akan jauh lebih mendalam. Hal yang awalnya tidak tahu, walaupun rasanya greget itu pasti akan berjalan sesuai dengan keinginan kita untuk mengetahuinya.
Yang terakhir kita akan bahas yang namanya T (TREATH/ANCAMAN) Ini juga pasti sama, eh kok sama-semua ya? wkwk... ini sudah pasti kalian juga akan terbayang dengn hal ini. Pertama, Lulus lama. Bisa bayangkan jika kita kuliah nggak lulus-lulus? Emang apa yang terjadi? Salahnya ini dimana, kita kok nggak lulus-lulus? Itu sebagai ancaman buat kita. Dan pada saat menulis, pasti kita akan merasakan hal yang mungkin jika ditulis akan berbunyi seperti ini "AKU NGGAK MAU LAH LULUS LAMA" Dan pada saat itu, kita kan berpikir keras bagaimana kita tidak mengalami hal itu. Kalo kata Mr, Cristian Adrianto sih "MASUK AKAL, OK? SIP? JOS?" Masuk akal kan? Selanjutnya, Sampah Masyarakat, Tidak bermanfaat dan Mengecewakan. Tiga hal ini saling berkesinambungan, Adanya kita di lingkungan sama saja tidak ada, kita hanya menjadi sampah, tidak ada hal lain yang bisa kita kontribusikan kepada mereka yang telah menantikan sebuah perubahan. Hidup kita tidak bermanfaat, padahal jika saya bilang, bukankah hidup itu bermanfaat bagi orang lain? Dan Mengecewakan, kita berada di situ, tapi kita tak bisa berbuat apa-apa, sudah mengecewakan diri sendiri, mengecewakan orang lain lagi. Bagaimana rasanya? Pasti nggak enak kan?
BTW, ITU BUKAN SENAT TINGKAT UNIVERSITAS, TAPI TINGKAT FAKULTAS.
Langganan:
Postingan (Atom)